Tim Ahli Software Revit

Tim yang Siap membantu untuk Solusi Anda Menggunakan Software Revit

Pengalaman Membuktikan

Pengalaman Kami Hampir 10 Tahun Menggunakan Software Revit untuk Perencanaan Detail

Masa Depan Software Perancangan

Kebutuhan akan Software yang Terintegrasi Hingga ke Detail Maupun Perhitungan Quantity adalah Masa Depan Perancangan yang Telah diterapkan di Negara Maju

Beralih ke Konsep BIM

Peralihan ke Software BIM Mungkin Terdengar Sulit, Tapi Kami Akan Membantu Mewujudkannya dengan Mudah

Keputusan di Tangan Anda

Kami Akan Membantu Setiap Tim yang Ingin Beralih Menggunakan Revit Melalui Pelatihan Maupun Konsultasi Ahli

Tampilkan postingan dengan label Dasar Revit. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Dasar Revit. Tampilkan semua postingan

Tutorial Revit - Jendela material di Revit


Jendela material Revit atau Material Browser menyajikan banyak pengaturan untuk material yang akan kita gunakan dalam setiap objek. Pada material browser kita dapat memilih dari material yang sudah disediakan seperti concrete, aspal, kayu, kaca dsb. Namun kita juga dapat membuat material sendiri menggunakan cara duplikasi dari material “Default”. Disini akan diuraikan satu persatu cara memodifikasi atau membuat settingan baru. Pada pilihan-pilihan menu di jendela ini tersaji beberapa pengaturan sebagai berikut :

1.     Nama Material
2.     Pengaturan tampilan shading material
3.     Pengaturan tampilan arsiran material

Klik disini untuk download Contoh File Revit 


1. Pengaturan nama material

Disini kita dapat memilih material yang sudah disediakan oleh program Revit, terdapat beberapa material siap digunakan dengan atribut-atribut tampilan dan arsirannya, dan terdapat material polos yang dinamakan Default untuk kita pergunakan membuat material baru dengan cara klik kanan mouse & duplicate.

2. Pengaturan tampilan shading material

Disini kita dapat memilih tampilan material dalam wujud shading seperti bagaimana material terlihat sesungguhnya dalam view 3d maupun view shading 2d. Disini kita bias mengatur warna tampilan, transparansi, pantulan, ataupun image texture dari file gambar yang kita miliki, missal foto tekstur rumput, beton, kayu, dsb.

3. Pengaturan tampilan arsiran material

Tampilan arsiran material memunculkan arsiran pada gambar kerja atau gambar 2d yang akan kita siapkan. Jadi disini kita dapat menyiapkan arsiran untuk semua material yang kita gunakan pada komponen bangunan. Arsiran terdiri dari 2 jenis yaitu Surface Pattern & Cut Pattern. Surface pattern merupakan bagaimana arsiran permukaan material yaitu bagian luar material yang terlihat. Sedangkan Cut Material merupakan arsiran material ketika objek terpotong dalam section.

Berikut adalah tahapan pembuatan material di Revit

Klik tab Manage, lalu klik icon bulat besar berlabel Material

 

Akan muncul jendela material browser seperti dibawah ini :

 

Untuk membuat material baru, cari material Default pada pilihan nama material, lalu klik kanan dan pilih Duplicate. Akan muncul jendela penamaaan, kita beri nama misal dengan nama “Bata”.
Setelah itu otomatis akan muncul pilihan bata pada jendela nama material, lalu kebagian kanan kita buat settingan untuk tampilan material bata. Untuk settingan shading dapat kita biarkan adanya karena bata biasanya tertutup dengan plester jadi tidak akan terlihat.
Untuk surface pattern juga dapat kita kosongkan, namun untuk cut pattern dapat kita isi dengan arsiran bata. Disini arsiran yang tersedia kita pilih steel karena arsiran ini mirip dengan arsiran bata yang biasa digunakan dalam gambar kerja.


Langkah-langkah ini sudah cukup untuk membuat material bata yang bisa kita gunakan untuk mengisi material dinding / wall.

Selanjutnya kita akan mencoba membuat material dengan arsiran khusus yang kita atur berdasarkan ukuran. Disini kita akan mencoba membuat material keramik ukuran 60x60 cm.  Pertama kita lakukan langkah duplikasi lagi dari material Default, Klik kanan material Default, beri nama dengan Keramik 60x60. 


Pada tampilan shading beri warna yang agak muda seperti krem muda, pada surface pattern klik <none> akan muncul pilihan arsiran, lalu pilih New untuk membuat arsiran baru. Akan muncul pilihan untuk membuat arsiran baru, lakukan seperti langkah dibawah ini.




Untuk Cut Pattern dapat dipilih dari beberapa arsiran dan hasilnya akan seperti dibawah ini :




Demikian penjelasan singkat mengenai jendela material atau material browser yang sudah melingkupi seluruh pengaturan material agar dapat kita gunakan sesuai karakteristik masing-masing material. Untuk diskusi ataupun pertanyaan dapat email ke : mutiaraexpose@gmail.com


Belajar Revit Architecture - Tentang Project Browser

Project Browser merupakan jendela khusus yang diutamakan untuk selalu terbuka, berguna menampilkan seluruh daftar view. Point-point di Project Browser inilah yang menjadi pengontrol apa yang ditampilkan dilayar kerja. Organisasi view, schedule, family, link dan group menjadi lebih mudah dengan adanya Project Browser.

Klik disini untuk download Contoh File Revit 



Gambar Jendela Project Browser

1.     Floor Plan :
Berisi view-view denah lantai. Secara otomatis telah terdapat view denah Level 1, Level 2, juga Site. Level 1 & Level 2 merupakan view lantai bangunan berdasarkan tingkatannya. Ini dapat diganti dengan Lantai 1 & Lantai 2, ditambahkan Lantai 2, Lantai 4, 5, dst. Cara menambahkannya adalah dengan menggariskan level menggunakan tool Level pada gambar tampak. Atau lengkapnya telah dijelaskan disini.
Untuk mengubah nama view dapat mengklik kanan view yang dimaksud, lalu klik rename dan berikan nama yang dikehendaki. Selain rename, fasilitas yang kerap penulis gunakan dimenu klik kanan ini adalah Duplicate View. Disini kita dapat menggandakan suatu view untuk kita beri nama dengan nama berbeda dengan tujuan untuk membuat gambar bervariasi fungsi dan tujuannya.

 

Gambar Menu Klik Kanan pada Item View Project Browser

Misal saya menduplikasi view denah lantai 1, tujuannya adalah saya ingin membuat view denah pondasi. Hasil duplikasi yaitu Copy of Lantai 1 saya beri nama dengan "Denah Pondasi", selanjutnya saya dapat memodifikasi view yang baru ini dengan cara menyembunyikan lantai serta dinding. Dengan demikian pondasi yang telah terbuat dapat ditampilkan dalam gambar tersendiri.
Perlu diingat bahwa banyaknya jenis-jenis view tetap berlaku objek tunggal dengan kata lain apa yang kita ubah disuatu view akan mengubah objek secara keseluruhan walaupun view tersebut sudah diduplikasi.
Modifikasi yang tidak mengubah objek adalah :
- Objek yang disembunyikan
- Pemberian dimensi & Keterangan
- Garis "Detail Lines"
- Masking Region
- Filled Region
View Site pada Floor Plan berguna untuk melihat seluruh objek dari tampak atas, berbeda dengan view level yang menampilkan tampak atas dari lantai tertentu saja.



Gambar Contoh Denah (Floor Plan)

2.     Ceilling Plans
Ini merupakan denah yang dilihat dari bawah keatas untuk menampilkan plafon (Ceiling). Kita menggunakan view ceilling lantai 1 untuk membuat & memodifikasi plafon Lantai 1, Lantai 2, dst.
Jika selagi tidak digunakan sebaiknya meminimize view ceiling ini karena nama level yang sama seringkali membuat keliru mengklik ketika ingin mengklik level di floor plan.

3.     Elevation
Berisi View-view tampak mulai dari
- East (Tampak Timur/Tampak Samping Kanan Bangunan)
- North (Tampak Utara/Tampak Belakang Bangunan)
- South (Tampak Selatan/Tampak Depan Bangunan)
- West (Tampak Barat/Tampak Samping Kiri Bangunan)

 




Gambar Contoh Tampak

View-view tersebut direpresentasikan di layar kerja sebagai simbol dengan tanda panah dari setiap penjuru. Perlu diingat bahwa nama view yang berupa arah mata angin bukan mengartikan bahwa itu merupakan arah mata angin yang sesungguhnya, melainkan arah mata angin pada layar gambar. Jadi jika dikatakan North pada gambar bukan berarti itu adalah arah utara acuan yang sebenarnya. Karena itu penulis biasanya me-rename dengan nama Tampak Depan, Tampak Belakang, dst.


 Gambar Simbol Elevation pada Denah

4.     3d Views

Secara default 3d view belumlah dimunculkan diproject browser ini. 3d View baru akan muncul ketika kita mengklik logo 3d di tab ribbon view. Atau membuat camera. Setelah muncul, 3d view dapat kita rename atau duplicate sesuai kebutuhan. 3d View memiliki daya tarik tersendiri dimana kita dapat banyak bereksperimen untuk mengolah tampilan 3d view menjadi kreasi yang beraneka ragam serta menampilkan karya bangunan dengan sangat baik. Beberapa opsi yang bisa digunakan adalah:

1. Hide/unhide. Menyembunyikan atau menampilkan, klik kanan pada objek di layar kerja 3d, klik hide in view-elements. Misal kita ingin menyembunyikan atap atau suatu dinding agar bagian dalam terlihat.
2. Override Graphics in View
Mengubah tampilan berdasarkan objek. Objek yang tampilannya ingin diubah diklik terlebih dahulu, lalu klik kanan, pilih Override Graphics in View-By Element atau By Category.

 


Gambar Menu Override Graphics in View

Jika memilih by element maka hanya objek yang diklik yang akan berubah, jika memilih by category maka seluruh jenis objek yang sama akan mengikuti.
3. Section Box.
Klik kanan pada view 3d di Project Browser, pilih properties, lalu centang dibagian section box untuk menghidupkannya. Setelah oke, maka akan ada box besar melingkupi bangunan digambar, sisi-sisi dari box tersebut dapat kita sesuaikan hingga memotong bangunan diarea tertentu untuk memberikan penjelasan 3d tanpa terhalang. Jika sudah sesuai kita dapat menyembunyikan section box dengan mengklik kanan serta hide in view-by elements. Disembunyikannya section box membuatnya tidak terlihat namun tetap aktif memotong objek.

 

Gambar Cara Menampilkan Section Box
4. Shadow
Menampilkan bayangan dengan setting yang dapat kita atur arah & intensitasnya. Caranya adalah dengan mengklik kanan view 3d di project browser, pilih properties, lalu pilih Advanced model graphics, klik edit. Akan ada pilihan cast shadow, arah bayangan, intensitas maupun lokasinya. Ini dapat anda eksperimen sendiri dan lihat bagaimana efeknya untuk mengetahui.



Gambar Contoh 3d Menggunakan Section Box & Shadow
5. Shading.
Shading merupakan tampilan permukaan objek yang dapat kita pilih sesuai kehendak. Shading dapat berupa :
- Wireframe : Tampilan garis-garis luar objek saja tanpa bidang sehingga semua objek terlihat transparan.
 

Gambar Tampilan Wireframe
- Shade with Texture : Tampilan bidang berikut tekstur dan warnanya ditunjukkan.

 
Gambar Tampilan Shade with Texture
- Hidden Lines : Tampilan dengan bidang, namun semua bidang memiliki permukaan sama yaitu putih

 

Gambar tampilan hidden lines
5.     Section Views
Seperti halnya view 3d, section view secara default belum dimunculkan dijendela Project Browser. Untuk memunculkannya perlu membuat garis potongan dulu. Klik tool Section, gariskan dilayar kerja horisontal atau vertikal.

 
Gambar Garis Section & View yang Muncul di Project Browser

 

Gambar Section View

6.     Legend Views
Dapat kita gunakan untuk membuat penjelasan simbol-simbol yang digunakan dalam pekerjaan.

7.     Schedule/Quantities
Menampilkan daftar tabel yang berupa Bill of Quantity yang terkait dengan objek bangunan.

8.     Sheets (all)
Tampilan lembar kerja berdasarkan kertas dan title block.

9.     Families
Kumpulan file families yang terdapat dalam pekerjaan. Families ini jenisnya bermacam-macam, mulai dari komponen, perangkat gambar, anotasi, dsb.

10.  Group
Menampilkan daftar objek-objek yang sudah dijadikan group.

11.  Revit Links
Menampilkan daftar link file revit maupun file lain yang dicantumkan di file pekerjaan.



Untuk poin nomor 5 hingga 10 memerlukan pembahasan khusus untuk mengurainya, jadi nantikan semoga penulis sempat menjelaskannya ditulisan berikutnya.

Keuntungan Mendesain Bangunan Menggunakan Revit Architecture



Teknologi Revit mulai muncul pada tahun 2004. Saat itu keberadaannya cukup diakui oleh para ahli dan praktisi bangunan. Tidaklah mengherankan karena pengembangan revit mengajak para praktisi mulai dari arsitek, drafter hingga pelaksana konstruksi. Tujuannya adalah merancang software yang mampu menjadi virtual building dimana seluruh objek dalam gambar mewakili elemen bangunan yang sesungguhnya. Karena itulah teknologi ini mampu menjawab kebutuhan dunia desain dan konstruksi bangunan.  Namun mutakhirnya teknologi ini tidak banyak membuat para praktisi untuk mulai memanfaatkannya. Alasannya adalah karena sistem penggambaran yang dianggap  berbeda menjadikan para drafter maupun arsitek merasa kurang familiar menggunakannya. Hanya sebagian kecil biro desain yang menggunakan Revit Architecture untuk menunjang pekerjaan mereka.

Klik disini untuk download Contoh File Revit 

Seiring berjalannya waktu, mulai banyak yang menyadari keunggulan software ini dan mulai menyesuaikan diri untuk menggunakan cara baru ini. Perkembangan softwarenya pun makin baik dari versi ke versi pengembangannya. Hingga kemudian Revit diakuisisi oleh Autodesk untuk pengembangannya lebih lanjut. Penggabungan Revit ke Autodesk meningkatkan jumlah pengguna Revit karena para praktisi yang terlebih dahulu menggunakan software keluaran Autodesk seperti Autocad atau Autocad Architecture, menjadi lebih yakin bahwa Revit akan sesuai dengan kebutuhan gambar mereka.

Selain itu integrasi ini juga membuat pengembangannya lebih meningkatkan kualitas konversi keluaran gambar software satu dengan lainnya. Juga adanya paket penjualan dari Autodesk yang membuat bundel gabungan software dengan software lain keluaran Autodesk.

Lalu apa saja keuntungan menggunakan teknologi ini? Berikut satu persatu ulasannya.


1. Virtual Building



Apa kaitannya antara gambar dengan virtual building, mungkin masih banyak yang bertanya-tanya. Selama ini yang kita tahu adalah gambar itu berupa garis atau notasi. Namun virtual building tidak memaknai garis, melainkan objek langsung sesuai objek bangunan. Kita tidak membuat garis untuk menjelaskan ini dinding. Tapi kita membuat dinding bangunan secara virtual dan gambar-gambar akan kita dapat dengan sendirinya karena merupakan konsekuensi hasil dari virtual building yamg kita buat.


2. Objek yang Sarat akan Informasi Teknis



Sistem virtual building membuat kita harus menginput banyak penyetelan pada setiap objek yang kita buat. Seringkali ini dianggap menghambat proses penggambaran. Praktisi yang biasa menggambar secara langsung akan tidak familiar dengan konsep ini. Namun jika dilakukan, banyak kemudahan dan justru akan menghemat waktu dalam proses mendesain. Misal ketika kita akan membuat dinding, kita perlu menginput ketebalan dinding beserta lapisan-lapisan penyusunnya. Tipe dinding yang berbeda kita pisahkan berdasarkan nama serta karakteristiknya masing-masing. Dalam proses selanjutnya ini sangat menghemat waktu karena perbedaan jenis dinding selama proses mendesain akan mengacu kepada tipe-tipe yang kita buat sebelumnya, serta untuk mengganti tipe dinding yang sudah dibuat hanya perlu beberapa kali klik tanpa menghapus untuk membuat baru.

Begitu pula objek-objek seperti pintu, jendela, hingga furnitur dapat kita masukkan data-data seperti nama perusahaan yang mensuplai, beratnya, material, hingga harganya. Dengan demikian berapa kalipun objek tersebut kita gunakan dalam desain, data-data akan terangkum dalam sistem Revit seperti jumlah, total berat, total kebutuhan material, hingga jumlah harganya. Penambahan atau pengurangan akan secara otomatis mengubah nilai keseluruhan tanpa menghitung secara manual. Data-data tersebut dapat dikeluarkan dalam bentuk tabel maupun dimunculkan pada setiap lembar gambar. Dalam jangka panjang ini akan mengurangi kesalahan manusiawi karena kurang teliti dan rumitnya pengelompokan data.

Bahkan setelah proyek selesai, data-data ini akan berguna untuk maintenance bangunan karena setiap objek dapat kita identifikasi dengan mudah menggunakan komputer. Data objek yang lengkap akan memberikan kita informasi disetiap objek mengenai vendornya, tanggal pembuatan, atau data lain yang dimasukkan, dengan demikian tindakan maintenance dapat dilakukan dengan baik.


3. Kemudahan Membentuk Objek



Pengembangan Revit yang mengutamakan kemudahan bagi praktisi desain bangunan memberikan banyak keuntungan yang memudahkan membentuk objek. Setiap elemen bangunan disediakan tool khusus sehingga masing-masing tool benar-benar sesuai dan memudahkan pembentukannya. Misal dinding akan terbentuk secara utuh ketika kita menggaris dilayar kerja. Jendela dan pintu akan langsung terbentuk ketika ditempatkan serta langsung melubangi dinding. Dalam membuat atap kita hanya perlu menggaris area tepi-tepi atap dan menentukan kemiringan, maka atap akan langsung terbentuk.

Konsep mass juga sangat memudahkan terutama bagi arsitek kontemporer yang banyak berekspresi dalam bentuk bangunan. Dengan menggunakan konsep mass ini, arsitek dapat bereksperimen dengan bentuk-bentuk bangunan yang tidak umum, Revit akan mengkonversi bentuk tersebut menjadi dinding, lantai dan atap sehingga efektivitas bangunan akan langsung dapat dianalisis tanpa harus melalui proses penggambaran manual yang memakan waktu.


4. Berkurangnya Kendala dalam Kerja Tim



Worksharing yang diusung Revit Architecture untuk kemudahan bekerja dalam tim sangat berguna untuk proyek berskala menengah maupun skala besar. Dengan menggunakan fitur ini disertai jaringan komputer, semua tugas masing-masing disiplin dapat terintegrasi secara virtual. Perubahan-perubahan yang dibuat oleh satu orang akan terupdate di unit kerja lainnya. Adanya database objek serta family membuat organisasi semua objek beserta data-data pendukungnya akan terakses langsung oleh semua PC (unit komputer). Perubahan pada spek tidak beresiko menimbulkan banyak human error pada lingkup kerja lainnya. Tentu saja dalam kerja tim tetap diperlukan komunikasi verbal dalam bentuk meeting maupun diskusi, namun tidak sampai mempersulit tugas masing-masing divisi pekerjaan.


5. Revisi yang Tidak Menyita Banyak Waktu & Tenaga


Adanya revisi dalam proses desain tentunya sudah tidak asing lagi dan akan terus dialami para pekerja desain bangunan. Sesuai namanya, Revit yang merupakan singkatan dari Revise Instantly berarti merevisi secara instan. Ini sangat disadari oleh pengembang software dimana banyak waktu dan tenaga pekerjaan akan terkuras dengan adanya revisi walaupun sedikit. Revisi yang sedikit akan berdampak banyak dalam proyek besar karena semuanya akan saling berkaitan. Jika proses gambar dilakukan perlembar maka bayangkan berapa banyak lembar gambar yang harus diubah karena adanya revisi tersebut. Belum lagi kelalaian yang manusiawi ketika tidak jeli melihat sisi mana pada gambar yang perlu diubah.

Sistem Revit bekerja dengan sangat baik untuk mengatasi masalah-masalah diatas. Lembar-lembar gambar (Sheets) yang dihasilkan Revit bukanlah lembar-lembar terpisah, melainkan lembar-lembar yang terintegrasi satu sama lain. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, perubahan data 1 huruf pun akan mengubah semua lembar gambar maupun tabel-tabel yang melengkapinya. Penambahan, perubahan spek, dan lain-lain akan langsung mengubah semua aspek hingga ke perhitungan harga. Tentu saja sedikit penyesuaian dan pengecekan perlu dilakukan karena notasi dimensi tetap perlu diberikan manual agar mudah terbaca dan komunikatif, namun hal ini bukanlah prinsip karena objek sudah sesuai dengan perubahan yang ada.


6. Produksi Gambar dengan Cepat & Presisi

Setelah objek-objek telah terbentuk, pengambilan gambar dapat dilakukan (bukan syuting ya..). Disini penulis menyebut pengambilan gambar karena lembar-lembar gambar tidaklah perlu dibuat melainkan diambil dari-data objek yang ada. Jika objek telah terbentuk, maka gambar-gambar tampak, potongan, tampilan 3d dan detail-detail dapat dikeluarkan sesuai kebutuhan. Kita hanya perlu menyiapkan sheet dan mengisi sheet tersebut dengan view yang sudah ada. Gambar objek telah dihasilkan, kita tetap perlu memberikan dimensi untuk kejelasan nanti ditahap konstruksi. Adapun pengerjaan dimensi dan notasi-notasi adalah pengerjaan minor yang dapat ditugaskan kepada drafter yang khusus untuk menyajikan gambar yang baik.

Lembar-lembar beserta data-data nomor lembar, desainer, drafter, owner hingga tanggal akan terinput secara otomatis pada lembar gambar. Tentu saja perlu disetting sebelumnya, namun akan mengurangi tingkat kesalahan karena drawing list dapat terbentuk sesuai dengan judul serta data-data gambarnya secara otomatis tanpa mengubah teks lembar satu persatu.


7. Koneksi Antar Software Autodesk

Output dari Revit dapat diekstrak dan dibaca dengan baik oleh software Autodesk lainnya. Ini diperlukan jika kita perlu mengkonvert lembar-lembar gambar kedalam bentuk Autocad ataupun mengkonvert 3d model kedalam file 3d max untuk visualisasi lebih lanjut.


8. Komunikasi Lebih Baik dengan Klien



Dengan menggunakan Revit Architecture, arsitek dapat menyajikan tampilan-tampilan berkualitas yang merepresentasikan desainnya. Banyak fitur dalam view 3d dapat dimanfaatkan untuk kejelasan bagi klien, hal ini penting karena tidak semua klien mengerti dengan gambar 2d denah dan potongan. Denah dapat kita sajikan dalam bentuk 3d masing-masing lantai, serta dapat memberikan view masing-masing ruangan dengan jelas sehingga klien benar-benar mengerti seperti apa bangunan yang akan ia miliki.


Jika diperlukan, kita dapat melakukan presentasi yang baik dengan menunjukkan pengalaman memasuki bangunan serta ruang-ruangnya secara interaktif. Ini dapat mengurangi keraguan klien akan seperti apa bangunan ketika digunakan, selain itu masalah-masalah kesalahan desain akan lebih awal dapat terdeteksi dengan cara ini.




Setting Dasar Revit Architecture

Menggunakan Revit Architecture sama halnya dengan membentuk bangunan secara sistematis. Objek-objek dalam revit perlu kita sesuaikan propertiesnya agar mewakili objek bangunan yang sesungguhnya diperlukan proyek. Dengan demikian data-data serta ruang lingkup gambar dapat mendukung proyek secara utuh tanpa ada kerancuan yang dapat menimbulkan masalah dikemudian hari.
Oke pertama kita akan siapkan setting hal-hal dasar yang berkaitan dengan data-data, cara kerja proyek serta standar yang digunakan oleh proyek. Pertama-tama adalah konfigurasi unit yang akan kita gunakan. Masuk ke tab setting dan project units.

Project Units




Length : Satuan panjang yang digunakan, apakah proyek menggunakan milimeter (mm), centimeter (cm) atau meter (m). Secara default setting yang digunakan adalah feet and inch yaitu satuan standar Amerika, karena itu perlu kita ganti untuk kemudahan pengerjaan. Penulis menggunakan cm.
Area : Satuan luas sebagai data-data estimasi, terapkan menjadi meter persegi atau square meter yang sesuai dengan standar kita.
Volume : Satuan volum atau isi, terapkan menjadi meter kubik atau cubiq meter.
Angle : Sudah sesuai, yaitu derajat.

Dibagian bawah terdapat option slope dan decimal symbol. Terapkan slope degree dan point atau comma untuk simbol desimal. Klik OK





 Lalu kita dapat menyetel Project Information yang juga di tab settings.


Project Information




Energy Data : Bisa dibiarkan atau diisi jika perlu
Project Issue Date : Tanggal penyerahan dokumen project
Client Name : Nama klien
Project Address : Alamat Proyek
Project Name : Nama Proyek
Project Number : Nomor Proyek

Data-data diatas merupakan opsi untuk kelengkapan data gambar, dapat pula dibiarkan namun jika diisi akan berguna nanti ketika kita menyusun data gambar berdasarkan lembar gambar dimana terdapat data-data diatas. Jika data-data tersebut sudah diinput, maka penjelasan akan muncul pada tiap lembar gambar yang akan kita print berapapun lembar yang kita buat tanpa menginput satu persatu secara manual. Dan keunggulan sistem revit jika data sewaktu-waktu kita ubah maka seluruh lembar gambar akan terupdate otomatis.




Setting Materials



Disini kita dapat menyiapkan material-material yang akan digunakan dalam proyek. Ini dapat kita update kapan saja dan dapat dibuat ketika membentuk masing-masing elemen. Namun jika menyiapkannya lebih awal kita akan terbantu ketika membentuk objek dalam proses desain.

Pada jendela setting material terdapat dua kolom utama yaitu nama material yang sudah terdapat material standar bawaan yang langsung dapat digunakan seperti kaca, kayu, beton, bata, dll. Atau kita dapat memodifikasi sendiri dengan membuat baru. Klik satu material kemudian klik duplicate pada yang berada dibawah. Akan muncul pemberian nama baru material yang akan kita buat. Beri nama lalu ubah settingannya dikolom sebelah kanan.



Shading : Tampilan warna yang terlihat di tampilan 3d
Surface Pattern : Arsiran permukaan objek. Akan muncul pada permukaan benda. Misal untuk dinding dapat kita biarkan polos, tapi untuk ubin dapat kita buat kotak-kotak, paving atau beton dapat memiliki arsiran yang tampak dipermukaannya.
Cut Pattern : Arsiran potongan objek. Ini yang sangat sering digunakan, dimana material objek ketika membuat gambar potongan maupun detail akan menampilkan jenis material berdasarkan jenis arsirannya.



Selain itu pada kolom sebelah kanan juga terdapat tab Physical & Identity. Tab Physical sering saya biarkan jika tidak menggunakan Revit untuk merender, namun tab identity dapat kita isi sebagai kelengkapan data material sesuai kebutuhan.



Phasing

Setting ini dapat dibilang jarang digunakan, tetapi sebenarnya cukup penting karena disini kita dapat membuat rencana pembangunan terdiri dari beberapa tahap. Tahapan pembangunan dapat berupa eksisting yaitu keadaan awal bangunan misal proyeknya adalah renovasi atau penambahan, New Construction sebagai rencana bangunan yang akan ditambahkan. Dapat juga kita menambahkan fase 2, 3 dst jika rencana proyek memang dipisahkan.



Kegunaannya adalah kita dapat menginformasikan dengan jelas bagian mana yang akan dibongkar jika proyek tersebut adalah renovasi, bagian mana yang akan dibangun lebih dahulu, serta bagian mana yang pembangunannya tergantung bagian lain. Karena itu kemudahan kita dapatkan ketika menyusun anggaran seperti bongkaran, anggaran tahap 1, dst. Serta pasti memberikan kemudahan dalam menyusun rencana kerja proyek.




Tab Phase Filters & Graphic Overrides merupakan pengaturan tampilan objek untuk membedakan tahap-tahap tersebut. Ini dapat dibiarkan dulu jika belum perlu.



Setting Line Styles



Pengaturan tebal garis, warna serta pola garis dapat kita sesuaikan jika standar proyek memerlukan jenis-jenis garis yang khusus. Penulis biasanya menggunakan standar dari Revit karena sudah cukup baik.


Setting Line Weights atau Tebal Garis



Pengaturan tebal garis berdasarkan skala gambar pada kertas, gambar perspektif dan notasi. Ini juga penulis biarkan sesuai standar Revit.



Setting Line Pattern atau Pola Garis


Disini kita dapat menyesuaikan lebih detail mengenai pola garis, serta dapat membuat baru pola garis jika dibutuhkan proyek. Ini juga penulis terima apa adanya.


Manage Place and Locations


Ini keterangan tentang lokasi proyek, dapat diisi berdasarkan kota besar serta Lattitude dan longitudenya. Gunanya adalah agar analisis cahaya matahari dapat lebih presisi sesuai lokasi dan tiap jamnya. Pengaturan dapat dilanjutkan ke Sun and Shadows Settings yang dapat anda praktekkan sendiri dan akan terlihat pada tampilan tampak maupun 3d perspektif.






Site Settings


Pengaturan lahan yang dapat disesuaikan dengan data survey lahan dan kontur.




Dimensions Settings


Setting garis dimensi, yang sudah umum dijumpai para pengguna Autocad maupun Microstation. Disini dapat disetel jenis garis, font angka, serta simbolnya.



Setting Snaps


Ini juga sudah akrab dijumpai para pengguna Autocad, yaitu titik-titik objek yang berfungsi seperti magnet agar poin-poin koneksi gambar dapat bertemu secara presisi.



Setting Nama View & Level

Pengaturan ini dapat dilakukan dengan langsung mengklik kanan nama-nama view yang terdapat di Project Browser. Misal nama Level 1 dapat kita ganti dengan Lantai 1, Lantai 2, dan seterusnya.
Tampak bangunan atau Elevation juga penulis biasanya langsung menggantinya, South diganti dengan Tampak Depan, North diganti dengan Tampak Belakang, East diganti dengan Tampak Samping Kanan, West diganti degan Tampak Samping Kiri.







Selanjutnya kita buka salah satu tampak misal Tampak Depan dengan mengklik ganda, akan muncul garis-garis level bangunan, awalnya hanya terdapat dua level yaitu Level 1 dan Level 2, yang sudah diganti dengan Lantai 1&2. Pada bagian bawah teks lantai terdapat angka yang menunjukkan elevasi atau ketinggian, dapat kita sesuaikan dengan mengklik angka lalu ubah sesuai proyek.



Jika bangunan proyek kita lebih dari 2 lantai kita dapat membuat level baru dengan mengklik tool Level pada tab atas, lalu klik dilayar gambar sebelah kiri, arahkan kekanan. Setelah muncul dapat kita sesuaikan ketinggian dengan mengubah angkanya.



Demikian setting dasar Revit Architecture yang perlu kita siapkan sebelum memulai mengerjakan desain. Memang tidak semudah software gambar konvensional, namun manfaat jangka panjang dalam pengerjaan desain proyek akan dirasakan oleh tim arsitek maupun drafter karena koordinasi serta data-data gambar dapat disingkronkan dengan mudah sehingga meminimalisir adanya perdebatan yang diakibatkan salah komunikasi. Serta pengerjaan tahap lanjut juga akan dimudahkan karena adanya settingan awal ini. Semoga bermanfaat.

Simak Video Tutorialnya Berikut :